Pengertian Rangkaian Penguat Inverting & Non Inverting - Pola Soal
Rangkaian Penguat Dengan Inverting
Maksud dari penguat dengan inverting ini ialah inverting (terminal -) diberi sinyal input sedangkan noninverting (terminal +) di ground-kan menyerupai pada gambar di bawah ini
![]() |
Rangkaian penguat dengan inverting |
Vi = tegangan input
Ri = tahanan input
Rf = tahanan feedback
Ii = arus input
Amp = amplifier (penguat)
Vf = tegangan diferensial
V0 = tegangan output
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, penguat operasional ideal memiliki penguatan tak berhingga sehingga berlaku rumus :
A = V0 : VS atau
VS = V0 / A menjadi
VS = V0 / ∞ = 0 (nol)
Jadi, terang bahwa pada penguat operasional, tegangan diferensialnya yaitu nol (VS = 0) dan juga IS = 0.
Baca Juga : Sifat-sifat Penguat Operasional Ideal
Dari gambar (rangkaian penguat dengan inverting), lantaran VS = 0, maka tegangan input (Vi) menawarkan arus melalui Ri dan Rf yang sama besarnya, yaitu Ii = If. Oleh lantaran itu, berlaku rumus Ohm bahwa :
Ii = Vi / Ri .......... (1)di mana:
Ii = arus input penguat operasional (A)
Vi = tegangan input penguat operasional (V)
Ri = tahanan input (impedansi input) dalam ohm (Ω)
Karena tahanan feedback Rf sejajar dengan amplifier, maka tegangan output V0 sama dengan tegangan yang terdapat pada Rf, yaitu :
- V0 = If . Rf .......... (2)atau
If = -V0 / Rfdi mana:
tanda (-) memperlihatkan fase yang berlawanan
V0 = tegangan output
Ii = arus feedback
Rf = tahanan feedback
Berarti dari persamaan (1) dan (2) sanggup dijabarkan menjadi:
-V0 / Vi = Rf / RiSebab Ii = If
atau :
V0 / Vi = - (Rf / Ri) , lantaran A = V0 / Vi , maka sanggup disimpulkan menjadi:
A = - (Rf / Ri) .......... (3)
Dari persamaan (3) terang bahwa penguatannya ditentukan oleh besarnya tahanan Ri dan Rf, namun untuk parameter penguat operasional tanpa feeback tetap tidak ada pengaruhnya lantaran tidak ada arus mengalir melalui terminal (-), tetapi terus melalui Rf
Maka dari itu:
Ii = If (arus input)Sehingga penguatan penguat operasional sanggup diatur sesuai dengan yang diinginkan menurut pilihan Ri dan Rf tadi.
Zi = Ri (impedansi input)
Contoh :
![]() |
rangkaian penguat dengan inverting |
Diketahui
Vi = 6 mV
Ri = 5 kΩ
Rf = 40 kΩ
Berapa penguatannya ?
Penyelesaian:
A = Rf / Ri
A = 40 kΩ / 5 kΩ = 8 kali
Jadi, penguatannya sebesar 8 kali.
2) Perhatikan gambar (rangkaian penguat dengan inverting) diatas.
Diketahui:
V0 = 100 mV
Ri = 10 kΩ
Rf = 100 kΩ
Berapa tegangan inputnya ?
Penyelesaian:
A = 100 / 10 = 10 kali
10 = 100 mV / Vi
Vi = 100 mV / 10 = 10 mV
jadi, tegangan inputnya yaitu 10 mV.
Rangkaian Penguat Noninverting
Pada rangkaian ini sinyal input diberikan pada terminal (+) (noninverting), sedangkan invertingnya dihubungkan menyerupai pada gambar dibawah ini.
![]() |
Rangkaian penguat noninverting |
Ii = Vi / Ri dan
V0 = If / (Ri + Rf)
V0 = Ii (Ri + Rf)
Ii = V0 / (Ri + Rf)Jadi sanggup dijabarkan menjadi:
Vi / Ri = V0 / (Ri + Rf)
V0 / Vi = (Ri + Rf) / Ri
A = 1 + (Rf / Ri)
Oleh lantaran itu, besarnya penguatan pada rangkaian penguat noninverting bergantung pada perbandingan antara tahanan feedback dan tahanan input, kemudian ditambah satu.
KesimpulanPada Rangkaian penguat dengan inverting maka besarnya penguatan yaitu perbandingan antara tahanan feedback dengan tahanan inverting
A = - (Rf / Ri)
Pada rangkaian penguat noninverting besarnya penguatan bergantung pada perbandingan antara tahanan feedback dan tahanan input, kemudian ditambah satu.
A = 1 + (Rf / Ri)
Komentar
Posting Komentar